Saturday, May 8, 2010

"Broadband Global Area Network"

Michael Sunggiardi
Broadband Global Area Network disingkat BGAN merupakan varian dari sistem untuk mengakses jaringan internet dunia. BGAN dibuat oleh satu perusahaan Inggris yang mengoperasikan satelit Inmarsat.
Meleset dari jadwal awalnya, satelit Inmarsat 4 (I-4) yang harganya 1,5 miliar dollar AS baru diluncurkan bulan Maret 2005. Rencananya satelit ini akan beroperasi secara penuh pada bulan November 2005 dengan layanan Asia, Afrika, dan sebagian besar Australia.
Satelit I-4 yang kedua, yang melayani Amerika Serikat, akan diluncurkan akhir tahun 2005. Dengan demikian, secara keseluruhan, I-4 akan dapat melayani seluruh penjuru dunia untuk mengakses internet.
Inmarsat adalah operator satelit dunia yang sudah beroperasi sejak tahun 1979, yang pada awalnya merupakan satelit komunikasi yang membantu komunitas pemilik kapal laut dengan meluncurkan tiga jenis satelit dari tahun 1990. Dimulai dengan satelit yang memiliki kapasitas 20 MHz sampai I-4 berkapasitas 126 MHz.
Satelit I-4 yang memiliki berat 3.000 kilogram, dengan menggunakan solar array (untuk membangkit listrik) sepanjang 45 meter, mampu memproses bandwidth sebesar 126 MHz berkapasitas akses internet sampai 492 kbps per pelanggan. Selain itu, kita juga dapat menelepon ke seluruh dunia melalui I-4, mengirim SMS dan layanan streaming Internet Protocol (IP) untuk mengirim gambar atau tayangan satu kejadian.
Inovasi dari Inmarsat ini betul-betul mengubah paradigma jaringan internet. Sebab, di mana saja di seluruh dunia, kita dapat masuk ke internet dengan kecepatan tinggi dengan hanya membawa perangkat sebesar kamus (A4 atau A5) dan langsung disambung ke notebook atau pesawat telepon.
Kendalanya adalah biaya masih relatif mahal. Itu karena untuk meluncurkan satelit, sekaligus merawatnya, dibutuhkan biaya yang besar.
Inovasi stasiun Bumi
Sebetulnya, sudah lebih dari dua tahun Inmarsat mengoperasikan teknologi sejenis dengan nama R-BGAN, dipakai oleh stasiun televisi untuk meliput perang AS-Irak dan juga dipakai oleh banyak perusahaan pelayaran. Hanya saja, operasinya terbatas untuk daerah tertentu (R dari Regional). Dengan menghilangkan R-nya menjadi BGAN, Inmarsat memperbesar foot print menjadi lebih dari 90 persen area di muka Bumi ini.
Inmarsat sendiri baru go public tanggal 20 Juni 2005, di mana I-4 akan dipakai bersama-sama oleh ratusan perusahaan dan operator telekomunikasi dunia, seperti Xantic dari Belanda, Telenor dari Amerika Serikat, Korean Telecom, France Telecom, Italia Telecom, bahkan sampai Singtel dari Singapura.
Ada paradigma bahwasanya kalau kita menggunakan satelit, kita selalu menggunakan antena parabola yang besar dan dipasang di luar rumah. Maka, dengan diperkenalkannya I-4, kita akan dapat mengakses satelit dengan menggunakan peranti yang relatif kecil, tidak perlu antena parabola, bahkan antenanya dibuat dari bahan plastik yang tahan hujan dan panas.
Untuk memasarkan transpondernya, Inmarsat mengajak empat perusahaan di luar Inmarsat untuk mengembangkan peranti pengakses satelitnya, yaitu Hughes, Wideeye, Thrane&Thrane, dan Nera. Dari ke empat perusahaan tersebutlah kita dapat mengakses internet melalui satelit dengan harga terjangkau. Karena perantinya sendiri ditargetkan dijual dengan harga sekitar 1.500-4.000 dollar AS, tergantung kapasitas dan kemampuannya.
Dengan memiliki salah satu dari peranti tersebut, kita dapat mengakses internet dengan kecepatan mulai dari 32 kbps sampai 492 kbps, lalu dalam waktu bersamaan menelepon ke seluruh dunia dengan target biaya di bawah satu dollar AS.
Aplikasi baru
Inovasi dari Inmarsat memberikan satu peluang bisnis baru. Sebab, dengan memiliki peranti yang mudah dibawa-bawa dan memerlukan daya yang relatif kecil, kita dapat membuat satu jaringan intranet atau jaringan internal dengan lebih fleksibel.
Misalnya, kita mempunyai perkebunan yang tidak ada akses infrastruktur di dalam kebun tersebut. Dengan memasang satu peranti I-4, kita dapat berkomunikasi ke peranti lainnya yang diletakkan di dalam kota, baik komunikasi suara maupun data.
Kalau selama ini kita menonton tayangan langsung di televisi, melalui satelit yang perantinya relatif besar, dibawa oleh mobil dengan antena parabola yang mencolok, maka dengan menggunakan I-4 memungkinkan kita meliput segala kejadian dengan hanya berbekal notebook dan peranti akses I-4 yang kecil. Kualitas video streaming-nya sangat baik, tidak terjadi delay suara dan putus-putus yang berkelanjutan.
Peranti pengakses satelit ini cukup disambungkan ke komputer melalui rongga USB, eternet, atau bahkan melalui bluetooth. Di sisi komputernya dilakukan pengendalian melalui program yang sangat mudah untuk dijalankan, dimulai dari menentukan koordinat satelit dengan bantuan kompas yang ada di perangkatnya, kemudian menentukan layanannya, akhirnya menunggu sampai terjadi sinkronisasi dengan satelit.
Untuk mengaktifkan peranti BGAN, digunakan SIM card yang sama dengan ponsel GSM, dikemas berikut CD ROM yang berisi program pengendali oleh distribution partner dari Inmarsat.
Proses penyambungan tidak lebih dari 20 menit dan dapat langsung dimanfaatkan dengan seluas-luasnya. Pada saatnya nanti pemanfaatan I-4 akan lebih beragam, apalagi kalau harga jualnya terjangkau, karena sampai terakhir penulis menghadiri konferensi BGAN Inmarsat di Bangkok, mereka belum menentukan harga jual layanan mereka.
Pemanfaatan satelit
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau sangat berkepentingan untuk memanfaatkan teknologi ini, apalagi kita memiliki Palapa sebagai salah satu kebanggaan Indonesia untuk pemersatu bangsa.
Terobosan Inmarsat dengan segala kekurangan dan kelebihannya dapat kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperkecil kesenjangan digital yang terjadi di Indonesia.
Teknologi satelit terkini akan sangat membantu penyebaran informasi yang menjadi salah satu bagian tugas dari Departemen Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Sayangnya, teknologi satelit jinjing ini masih tergolong mahal untuk digunakan di perkotaan karena alternatif untuk di daerah perkotaan memang sangat beragam dengan harga yang juga paling minimal. Dengan mobilitas tinggi, usaha kita untuk berada di satu dunia sudah menjadi kenyataan. Sebab, jika dibandingkan dengan telepon seluler yang harus mengacu pada base station milik operator seluler, teknologi satelit hanya membutuhkan kita untuk melihat langit.
Inmarsat memang memosisikan BGAN sebagai alternatif dari GPRS atau teknologi telepon seluler lainnya sehingga pemanfaatannya terbatas hanya pada keadaan di mana tidak tersedia alternatif yang dibangun oleh operator.
Isu yang juga akan berkembang adalah soal perundang-undangan pemakaian frekuensi. Kalau sebelumnya penggunaan satelit dapat dikontrol dengan baik karena antena parabolanya besar dan pasti terlihat, maka dengan teknologi I-4 ini pemakai satelit sama sekali tidak dapat terlihat dan dapat dengan mudah dikeluarmasukkan ke satu daerah.
Tantangan berat bagi Dirjen Postel untuk mengantisipasi teknologi yang sangat cepat berkembang dan harus diikuti dengan saksama oleh semua jajarannya.
Michael Sunggiardi Managing Director PT BoNet Utama Bogor, E-mail: michael@sunggiardi.com

No comments:

Post a Comment